Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang koordinasi hubungan kerjasama antara Kementerian BUMN dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Erick menekankan pentingnya partisipasi PBNU dalam implementasi program program pemerintah terutama untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional. Menurut Pakar Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menyampaikan langkah Erick Thohir menggandeng NU untuk percepatan pemulihan ekonomi sudah tepat.
“Sekarang ini dalam penanganan Covid 19 termasuk pemulihan ekonomi nasional itu hanya bisa dilakukan kolaborasi, kerjasama, koordinasi bukan kompetisi karena kalau kompetisi bersaing jadi kurang, berjalan kurang efektif, pemulihan ekonomi nasional tidak berjalan cepat,” ujar Trubus, Kamis (17/9/2020). Trubus menekankan untuk mengatasi Covid 19 dan pemulihan ekonomi, harus melibatkan peran serta masyarakat termasuk PBNU. "NU yang merupakan organisasi masyarakat terbesar di Indonesia, maka perlu ikut serta berpartisipasi. Itu harus dilakukan juga dengan organisasi organisasi keagamaan yang lainya, termasuk organisasi sosial lain jadi luas karena apa, karena partisipasi publik itu harus menuntut keikutsertaan semua unsur," ucapnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKB Mohamad Toha menyambut positif rencana Menteri BUMN Erick Thohir berkolaborasi dengan NU dalam percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Covid 19. Toha menilai itu adalah langkah yang tepat, karena NU merupakan organisasi masyarakat yang memiliki jaringan kuat sampai tingkat akar rumput. "Baguslah, artinya Pak Erick bisa memilih NU kan dari akar rumput sampai keatas kan ada semua, jaringannya luas dan organisasi keagamaan terbesar pertama di Indonesia," ujar Toha.
Toha menilai BUMN bisa langsung terjun ke masyarakat melalui jaringan jarinfan organisasi di bawah NU. Selain itu dengan merangkul NU maka pemerintah dapat memberdayakan sebagian besar masyarakat. "Kebanyakan orang NU kan Mustadh'afin ya, Mustadh'afin itu kan golongan lemah yang perlu diberdayakan. Artinya selama ini kan pemberdayaan baru parsial, kalau BUMN turun langsung bisa merangkul jaringan jaringan yang ada di bawah NU dengan berbagai underbownya," kata dia. "Ada Fatayat, ada Muslimat, ada IPNU, ada Ansor, IPPNU dan lainnya. Itu kan bagus, artinya bisa menyentuh semuanya, menyentuh masyarakat secara sebagian besar," imbuhnya.
Di sisi lain, dia menjelaskan bahwa sebagian besar warga NU adalah orang orang yang memiliki wawasan dan memahami agama. Sehingga ketika ada program pemberdayaan dari pemerintah melalui BUMN, ia mengatakan NU bisa berkomitmen, jujur dan mempertanggungjawabkan amanah tersebut. "Kalau ada pemberdayaan, ada bantuan dari pemerintah, saya pikir komitmen, artinya jujurlah, komitmen bisa mempertanggung jawabkan itu salah satu alasan kenapa (BUMN) merangkul NU," ungkapnya.