Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid 19 di Jawa Barat, Ridwan Kamil sampaikan 3 benteng utama yang diterapkan Provinsi Jawa Barat dalam melawan virus corona baru (Covid 19). Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menyebut benteng pertama penanggulangan Covid 19 pertama adalah pencegahan. Ia mengatakan dalam benteng pencegahan Provinsi Jawa Barat hanya bermodalkan kedisiplinan.

Kemudian Kang Emil membandingkan wilayahnya dengan negara Korea Selatan. "Modal yang kita punya hanya modal sosial, Jawa Bawat (punya) 50 juta (penduduk), Korea Selatan juga 50 juta. Tapi Jawa Barat hanya punya 1 persen uang dibandingkan Korea Selatan." "Untuk menyelamatkan (penduduk) yang sama sama 50 juta maka modal kita hanya kedisiplinan," katanya dikutip dari channel YouTube BNPB, Sabtu (16/5/2020).

Kang Emil menyebut selama vaksin Covid 19 belum ditemukan, maka strategi terbaik adalah melakukan berbagai bentuk pencegahan. Seperti tidak melakukan mudik, menerapkan social distancing hingga menjalankan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Benteng kedua pelacakan dan pengetesan secara masif.

Kang Emil membeberkan hingga saat ini wilayahnya telah melakukan rapid tes dan PCR tes kepada lebih dari 110.000 warga. Kedua tes tersebut dilakukan di 9 laboratorium yang sudah dilengkapi dengan berbagai teknologi yang diperlukan untuk melacak keberadaan Covi 19. Sedangkan untuk kemampuan laboratorium tersebut yang semula hanya dapat mengetes 140 spesimen per hari, kini sudah dimaksimalkan menjadi 2.174 spesimen per harinya.

"Target kita adalah mengikuti Korea Selatan untuk pengetasan yang ideal dihitung dari 0, 6 persen di kali 50 juta penduduk, jadi harusnya 300.000 tes." "Tapi Jawa Barat baru 110.000, kita masih ada kekurangan," imbuh Kang Emil. Benteng ketiga adalah perawatan.

Kang Emil mengaku pihaknya telah menyiapkan 105 rumah sakit rujukan untuk menanggulangi Covid 19 di Jawa Barat. Di kesempatan lain, Kang Emil, menyampaikan sejumlah data hasil evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di wilayah Jawa Barat. Ridwan mengatakan berdasarkan data hasil evaluasi penerapan kebijakan PSBB di wilayahnya mampu menekan angka penyebaran Covid 19.

"PSBB bukti sangat ilmiah dan berhasil," katanya dikutip dari siaran langsung Program Kompas Siang, Selasa (12/5/2020). Data yang pertama kali dilaporkan Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil terakit jumlah pasien yang dirawat akibat terpapar Covid 19. Kang Emil menyebut per tanggal 12 Mei 2020 jumlah pasien yang dirawat rata rata berjumlah 350 an orang.

"Ini turun dibandingkan rentan akhir April ada 430 yang dirawat." "Jadi di Jawa Barat selama PSBB jumlah pasien yang dirawat justru turun bukannya naik kira kira begitu," ucapnya. Hasil pelaksanaan PSBB juga dapat dilihat dari angka penambahan kasus terkonfirmasi positif per harinya.

"Berita baiknya rata rata pasien turun, dari awal April hingga pertengahan ada 40 kasus per hari" "Dari pertengahan April hingga akhir ada 28 kasus per hari. Dari 1 mei hingga 12 Mei turun menjadi 21 kasus rata rata per hari," tuturnya. Selain pasien yang dirawat di rumah sakit menurun, angka kematian akibat paparan Covid 19 juga dilaporkan berkurang.

Berdasarkan data yang ada, pada bulan akhir April tingkat kematian per hari sekitar 7 pasien. Sedangkan per hari ini (12/5/2020) menjadi 4 pasien per hari yang meninggal dunia. Kang Emil melanjutkan, berkat penerapan kebijakan PSBB tingkat kesembuhan naik hampir dua kali lipat.

Angka di atas dilihat dari turunnya kecepatan virus yang menyebar. "Sebelumnya kecepatan indeksnya 3 untuk reporduksi Covid 19, Alhamdulillah sudah turun jauh sekali menjadi 0,86." "Ini menandakan sebelum PSBB karena banyak orang berkumpul dan mudik belum dilarang maka kecepatan penularan sangat tinggi," imbuhnya.

Kemudian, Kang Emil menjelaskan makna dari indeks tersebut. "Indeks 1 persen itu artinya 1 pasien menularkan ke 1 orang lainnya. Kalau 3 persen itu dalam sehari bisa menularkan 3 orang lainnya." "Hari ini indeks kita 0,86, artinya 1 orang pasien bisa menularkan ke 1 orang lainnya dalam waktu dua hari," urainya.

Kang Kamil menyebut 63 persen wilayah di provinsinya dapat dilakukan relaksasi pasca penerapan PSBB. Menurutnya data menunjukkan dari 63 persen wilayah tersebut sudah tidak menunjukan adanya pergerakan kasus virus corona (Covid 19). "Dari hasil PSBB provinsi, itu yang perlu diwaspadai adalah 37 persen wilayah Jabar."

"Jadi 63 persennya punya potensi untuk dilakukan relaksasi pasca PSBB." "Karena data menunjukan pergerakan tidak ada di 63 persen wilayah Jabar," bebernya. Sehingga katanya ada kemungkinan di 63 persen wilayah yang dimaksud bisa kembali ke situasi yang lebih normal setelah dilakukan evaluasi PSBB.

Kang Emil mengatakan penerapan PSBB juga secara langsung berdampak pada arus lalu lintas. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, dirinya mengaku telah bisa menekan pergerakan lalu lintas di angkat 30 persen. Namun angka tersebut naik ketika memasuki waktu sore hari.

Kang Emil menduga lalu lintas naik karena warga yang keluar rumah untuk ngabuburit "Penekanan lalu lintas terbaik kita itu ada di minggu lalu, sekitar 20 persen, sekarang naik 30." "Mudah mudahan tidak lepas dari 30 supaya kita bisa mengelola," kata dia.

Terkahir, Kang Emil mengatakan berdasarkan hasil yang ada, Provinsi Jawa Barat mendapatkan apresiasi dari Presiden Joko Widodo. "Kemudian, data berikut juga kami presentasikan di rapat terbatas dengan Bapak Presiden." "Bapak Presiden mengapresiasi berbagai daerah yang melakukan PSBB ada yang judul PSBB seperti Jawa Barat."

"Ada yang tidak pakai judul seperti di Bali, semua pembatasan wilayah ini membuahkan berita yang menggembirakan," tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.