Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid 19) di Indonesia, bertambah 3.732 pasien per Minggu (25/10/2020). Dikutip dari , total kasus terkonfirmasi positif Covid 19 di Indonesia menjadi 389.712 pasien. Sebelumnya, pada Sabtu (24/10/2020), total kasus positif sebanyak 385.980 orang.
Lalu, jumlah pasien yang sembuh menjadi 313.764 di seluruh Indonesia. Pada hari sebelumnya, total pasien yang sembuh yakni 309.219 orang. Sehingga, ada penambahan pasien sembuh sebanyak 4.545 orang.
Kemudian, total ada 13.299 orang yang dinyatakan meninggal dunia hingga Minggu hari ini. Sementara, data Sabtu kemarin sebanyak 13.205 orang dinyatakan meninggal dunia. Sehingga, jumlah pasien Covid 19 yang meninggal dunia dalam 24 jam sebanyak 94 orang.
Penyebaran COVID 19 begitu cepat bergerak dan masif lantaran pola perjalanan global sangat kuat di banding sepuluh tahun lalu. Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Dr dr Dwi Agustian, MPH, PhD mengatakan, virus corona ini memang unik dan bukan yang pertama kali. Berdasarkan sejarah, SARS COVID 19 pernah terjadi di Hong Kong tahun 2002 2003 yang lebih mengerikan dengan vatality rate mencapai 20 persen.
Hanya saja, kata Dr. Dwi, SARS CoV 2 sangat mudah tertular ditambah pola perjalanan global sangat kuat dibanding sepuluh tahun lalu. Rata rata perjalanan penerbangan luar biasa berlipat lipat dan itu menimbulkan kecepatan virus bergerak dari satu orang ke orang lain. "Virus ini hanya bisa menimbulkan (sebaran yang sangat cepat) seperti ini di dunia modern pada saat teknologi bisa membuat orang berinsteraksi dengan cepat."
"Dua puluh tahun lalu virus ini tidak bisa menimbulkan efek biologis secara cepat," ujarnya, dikutip dari , Jumat (23/10/2020). Dr. Dwi menambahkan, virus ini baru dan pengetahuan (tentang COVID 19) masih terakumulasi untuk memberikan pemahaman yang pasti. Berdasarkan data statistik untuk pengembangan terakhir dari populasi umum paling tinggi 5 persen.
Dr. Dwi mengungkapan di Bandung, Jawa Barat, ada populasi yang tak bergejala melakukan testing secara massif dari 100 orang hanya 1 orang yang positif tanpa gejala. Artinya dengan kasus ini kita menunggu cukup waktu untuk mengumpulkan gejala gejala dan risiko. “Kita akan membahas lebih lanjut dan nantinya akan menjawab bagaimana karakteristik virus ini (COVID 19)."
"Bukti bukti ini dikumpulkan dan datanya dicatat dengan baik," jelas Dr Dwi.