Waralaba kuliner lokal, Tapisi tengah fokus melebarkan sayap bisnisnya di 2020 ini. Founder Tapisi, Akbar Temuyyin Sani mengatakan pihaknya akan berekspansi ke beberapa wilayah di dalam dan luar negeri dan memperkenalkan cemilan gorengan asli Indonesia ini ke Asia Tenggara Untuk tahap awal sendiri pihaknya telah membuka cabang di Pulau Dewata Bali sebanyak tujuh gerobak. Bidikan berikutnya adalah Surabaya, Makassar dan Bandung.
"Menyongsong awal tahun 2020 ini, kami langsung bergerak ke daerah dan membuka cabang di Bali tepatnya di Kuta dan sudah terealisasi pada 15 Januari 2020 kemarin," kata Akbar Temuyyin Sani saat berbincang dengan awak media di gerainya belum lama ini. Untuk di Bali, Tapisi membuka di Jl Raya Kuta 47, Badung, Bali. Menariknya, untuk pembukaan perdana di Bali ini Tapisi menawarkan promo Buy One Get One. Walhasil, seperti penuturan Akbar, Tapisi langsung dikunjungi dan diburu masyarakat sekitar. “Tapisi siap menjadi salah satu kuliner alternatif kudapan tradisional Indonesia terkini di Bali dengan ragam varian rasanya,” imbuhnya. Selain di Bali, Akbar juga berencana akan membuka cabang berikutnya di negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Ia mengatakan, Malaysia dipilih karena ongkos sewa tempat usaha di sana masih terjangkau. Selain kedua negara tersebut, Tapisi juga akan melakukan penetrasi pasar ke Brunei Darussalam.
"Sasaran mitra Tapisi adalah usaha kecil menengah (UKM)," kata pemilik Hot Sexy Chicken Resto ini. Dia berharap, waralaba gorengan yang dijajakan dengan gerobak ini bisa hadir di negara tersebut pada 2020. "Saya ingin memasyarakatkan tahu isi, pisang goreng, dan singkong goreng (tapisi) dikenal di mancanegara, go international," lanjutnya. Bahkan Akbar tak segan mengungkapkan bahwa pihaknya tengah melakukan penjajakan dengan satu badan usaha yang memiliki 1.000 binaan UKM untuk diarahkan memiliki usaha jual gorengan. Tapisi yang berdiri pada 25 November 2019 ini,tercatat sudah memiliki 78 mitra yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Langkah yang Tapisi lakukan dalam membangun jaringan adalah dengan melakukan pre sales sejak sebelum resmi berdiri. Sehingga dengan cara ini, pihaknya telah mengetahui keinginan pasar dan menjadi bahan referensi sebelum akhirnya benar benar resmi dirilis. Akbar mengatakan, sekitar 65 persen 70 persen mitra Tapisi sudah punya lokasi untuk berdagang. Syaratnya, di tempat strategis, namun tidak menggangu ketertiban umum. Jika mitra tidak memiliki lahan berjualan, pihaknya membantu menyewakan tempat di lokasi yang diperuntukkan usaha seperti pujasera atau depan minimarket. "Kami bantu sewakan untuk 1 2 bulan pertama," kata lulusan Sarjana Perhotelan ini. Untuk menjadi mitra Tapisi, konsumen cukup mengeluarkan biaya Rp 15 juta dan akan mendapatkan satu gerobak beserta perlengkapannya, 20 porsi masing masing untuk singkong, tahu, dan pisang. Dengan tagline "Raja Gorengan", Tapisi ingin mengangkat citra gorengan ke level menangah atas. Untuk itu, Tapisi mengedepankan wadah packaging dengan dus kelas atas dan higienis.
"Bahan baku di vakum, pedagangnya dilengkapi sarung tangan, celemek, hingga masker," kata pria yang juga pemilik restoran Super Bento ini.